Langsung ke konten utama

PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA

            Pada kesempatan kali ini kita akan membahas bagaiman proses islamisasi terjadi di Indonesia dan apa saja yang menjadi salurannya. Dibawah ini adalah saluran serta bagaiman prosesnya :
  1. Saluran Perdagangan
Letak geografis Indonesia sangatlah strategis sebagai jalur perdagangan dan pelayaran dunia pada masa silam yang mendorong proses masuknya & berkembangnya Islam di Indonesia. Banyak pedagang dari berbagai penjuru dunia datang ke Indonesia. Sehingga sangat memungkinkan jika para pedagang muslim dari Gujarat, Arab, maupun Persia datang ke kepulauan Indonesia. Selain untuk berniaga, sebagian lainnya juga ada yang membentuk perkampungan muslim yang menjadi cikal bakal saluran islamisasi di Indonesia. Contoh perkampungan muslim dapat banyak ditemui di pesisir pantai timur Sumatera dan pantai utara Jawa, seperti di Pekojan, Jakarta Utara.
  1. Saluran Perkawinan
Saluran ini menjadi saluran islamisasi yang paling besar pengaruhnya di Indonesia. Dalam hal ini, kondisi ekonomi para pedagang muslim cenderung lebih baik yang membua banyak wanita pribumi tertarik untuk dinikahi. Adapun karena syarat pernikahan dalam agama Islam yang mengharuskan setiap pasangan calon suami istri sama-sama memeluk agama Islam. Dari pasangan ini lahir anak-anak generasi muslim yang kelak akan membantu penyebaran Islam di Indonesia. Terlebih lagi bila banyak anak-anak muslim tersebut dilahirkan dari kaum bangsawan atau pemimpin daerah menyebabkan banyak yang ikut tertarik untuk masuk Islam.
  1. Saluran Dakwah
Saluran islamisasi di Indonesia juga tidak lepas dari dakwah para ulama. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap muslim berkewajiban untuk menyampaikan risalah kebenaran kepada orang-orang yang belum mendapat pencerahan. Karena itu, tidak sedikit para pedagang dari Gujarat, Arab, & Persia selain berdagang mereka pula berdakwah tentang Islam. Lalu, banyak pula ulama yang melakukan pembinaan secara intensif seperti yang dilakukan oleh Walisongo di pulau Jawa.
  1. Saluran Pendidikan 
Saluran islamisasi selanjutnya adalah saluran pendidikan. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya pesantren di Jawa pada masa lalu. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa terbukti telah menjadi pusat pendidikan islam. Para santri dari seluruh penjuru nusantara menimba ilmu di pesantren-pesantren Demak yang kemudian akan menyebarkan ilmunya di daerah asalnya masing-masing.
  1. Saluran Budaya
           Saluran ini banyak dilakukan para wali untuk menyebarkan agama Islam. Penyebaran Islam menggunakan media seni budaya, yang kebanyakan merupakan budaya lokal namun dengan sedikit ubahan sehingga terdapat isi dakwah dari para wali. Cara ini merupakan cara yang dilakukan oleh walisongo seperti Sunan Kalijaga dengan pertunjukan wayang kulit, Sunan Bonang dan Sunan Drajad lewat seni gamelan dan lagu, Sunan Kudus lewat cerita bersensi filsafat Islam, dan sebagainya.
  1. Saluran Tasawuf 
Eksistensi agama Hindu-Buddha pada kondisi masyarakat Nusantara diawal penyebaran Islam membuat para ulama mengelaborasi pola pikir masyarakat yang masih berorientasi pada agam yang lebih dulu dianutnya lewat jalur tasawuf. Tasawuf adalah metode penyampaian syiar Islam lewat pendekatan kehidupan sehari-hari dan mengantarkan pemahaman Islam berdasarkan logika dan pemikiran. Adapun pengaruh ajaran tasawuf sendiri telah ada pada ajaran Islam yang masuk melalui Gujarat India. Dengan pengaruh ini, masyarakat Indonesia yang awalnya memeluk agama Hindu menjadi lebih mudahh memahami dan menerima ajaran Islam. Pengaruh ini pula-lah yang menjadi alasan mengapa Islam bisa cepat diterima oleh masyarakat Indonesia.

  1. Saluran Politik
 Saluran islamisasi di Indonesia juga dilakukan lewat jalur politik. Contoh penerapan saluran ini misalnya terjadi pada kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi Selatan. Kerajaan-kerajaan yang awalnya bercorak Hindu Budha ditaklukan untuk kemudian menjadi kearajaan Islam.

Demikianlah pembahasan kita pada kesempatan kali ini semoga bermanfaat.


  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan : Sinkronik, Diakronik, Kronologi, Ruang, dan Waktu

Dalam sejarah terdapat beberapa konsep dasar berpikir yaitu Sinkronik, Diakronik, Kronologi, Ruang, dan Waktu. Sinkronik yaitu memahami peristiwa secara melebar dalam ruang dan menyempit dalam waktu, dengan melihat berbagai aspek dari suatu peritiwa seperti keadaan sosial budaya dan keadaan ekonomi masyarakat setempat ketika peristiwa tersebut terjadi. Sinkronik biasanya digunakan oleh ilmu sosial lain seperti Geografi, Sosiologi, Ekonomi, dll. Sinkronik berfungsi sebagai informasi pelengkap. Diakronik memiliki pengertian yang saling berlawanan dengan Sinkronik. Diakronik berarti memahami suatu peritiwa secara menyempit dalam ruang namun memanjang dalam waktu, seperti melihat peritiwa apa saja yang telah terjadi sebelum peristiwa tersebut. Konsep diakronik melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Kronologi yaitu mengurutkan peristiwa sejarh berdasarkan urutan waktu. Ruang dan waktu adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari sejar...

TEORI MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

Agama pertama yang masuk ke Indonesia bukanlah Agama Islam melainkan Agama Hindu-Buddha. Namun, Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan saat ini Agama Islam menjadi agama dengan penganut terbanyak di Indonesia. Pada kesempatan kali ini memberikan beberapa teori mengenai bagaimana masuknya Agama Islam ke Indonesia. Berikut adalah beberapa teori : Teori Gujarat Teori Gujarat adalah teori yang menyatakan bahwa Islam masuk di Indonesia berasal dari Gujarat, India. Teori ini dicetuskan oleh sejarawan Belanda, Snouck Hurgronje dan J. Pijnapel. Menurut teori ini Islam masuk ke Indonesia pada awal abad ke 13 Masehi melalui para pedagang Gujarat yang datang. Beberapa bukti pendukung teori ini adalah batu nisan Sultan Samudera Pasai yaitu Sultan Malik Al-Shaleh yang tertulis 1297 dan bercorak khas Islam Gujarat. selain itu adapula catatan Marcopolo dan adanya warna tasawuf pada aliran Islam yang berkembang di Indonesia. selain bukti adapula kelemahannya, kelemahannya ditunjukan...
HISTORIOGRAFI Seorang lelaki dewasa pada foto tersebut adalah ayahku. Dia lahir di Padang, 18 April 1972. Dia berasal dari suku Minang. Dia bernama H. Nasfiendry ST, MM,. Dia mendapat gelar sarjananya di Universitas Pasundan dan gelar pasca sarjananya di Institut Teknologi Bandung. Dan yang perempuan disebelahnya adalah ibuku. Dia lahir di Garut, 20 Agustus 1973. Dia berasal dari suku Sunda. Dia bernama Hj. Dewiyani Agustina ST, MM,. Sama seperti ayahku dia juga mendapat gelar sarjana di Universitas Pasundan dan pasca sarjana di Institut Teknologi Bandung. Pada saat di Unpas mereka adalah adik dan kaka kelas, sedangkan saat di ITB mereka adalah teman satu kelas. Mereka menikah pada tahun 1998 dan memiliki 3 anak, yaitu kakak perempuanku, kembaranku, dan diriku. Kami bertiga masih duduk dibangku sekolah tingkat SMA/MA. Kaka perempuanku satu sekolah dengan kembaranku. Mereka bersekolah di SMAN 1 Garut sedangkan aku, aku bersekolah di MAN Insan Cendekia. Foto diatas...